Senin, Maret 18, 2013

Kontemplasi Pagi Hari

Manusia memang dilahirkan dengan hasrat dan nafsu. 

Istilah lebih singkatnya : manusia tidak pernah puas.

Seperti gue misalnya, dari dulu sejak kerja di bank sampai di kantor audit selalu saja merasa pekerjaan gue ga lebih baik di banding teman-teman lain. Seperti ada jarak yang begitu besar ketika membandingkan pekerjaan gue dengan teman yang lain.

Apa kalian seperti itu?

Lucunya, ternyata salah satu teman yang pekerjaannya sempat gue bandingkan malah iri dengan pekerjaan yang gue jalani saat ini :

"Ah, kerjaan lu lebih enak. Bisa jalan-jalan gratis."

Atau beberapa orang malah iri dengan hidup gue :

"Lu bisa bikin buku, dapet IPK cumlaude, habis kuliah ga pake nganggur. Sekarang lu udah nikah, gue aja belum."

Padahal sekarang dia kerja di sebuah perusahaan tambang besar yang gajinya 3 kali lipat gue. Yah, setelah selama 1,5 tahun nganggur.

Rumput tetangga selalu lebih hijau. 

Tapi yang kalian ga tahu : tetangga kalian mungkin malah merasa bahwa rumput kalian yang lebih hijau.

Masing-masing orang di dunia ini mungkin selalu melihat ke kiri dan kanan ketika berjalan di tengah keramaian. Membandingkan baju yang dia (atau gue) pakai dengan baju yang mereka pakai, membandingkan handphone yang dia (atau gue) genggam dengan handphone yang mereka genggam. Atau membandingkan kendaraan yang dia (atau gue) tunggangi dengan yang mereka tunggangi. Ketika pada satu titik dia (atau gue) merasa lebih unggul dibanding mereka, kemudian dia (atau gue) merasa puas. Sampai pada satu saat ternyata ada orang lain yang punya lebih dari dia (atau gue) punya. Lalu kemudian muncul kembali perasaan gelisah, rendah diri. 

Iri.
 
Begitulah dunia (abaikan saja jika kalian tidak mengalami apa yang gue rasakan).
 
Dunia penuh rasa iri, cemburu dan keluh kesah.

Apakah orang terkaya di dunia juga merasakan seperti ini ya? Secara mereka (mungkin) punya segalanya (harta). Apa yang mereka pakai, mereka genggam, mereka kendarai mungkin yang termahal, terbaik dan terindah dunia. Mungkin ya.

Aladin punya Jin yang bisa mengabulkan apaaaa sajaaa. Apa dia bahagia ya?


Sempat gue baca sebuah twit : 

 | hidup adalah tentang bersyukur |   

Begitu ya? Mungkin gue yang belum banyak bersyukur.

Kalau gue belum banyak bersyukur, berarti gue akan selalu iri dengan semua hal di dunia ini.

Gawat.