Ada Apa Dengan Cinta : Adegan yang Disensor

Di terminal keberangkatan sebuah bandara internasional di Indonesia. 

Sepasang kekasih berpelukan. 

Si Cewek menangis sesenggukan mendekap erat sang kekasih. Kepalanya dibenamkan di dada sang kekasih. Sang kekasih mendekap lebih erat ke tubuh si cewek. Tidak, ini tidak seromantis itu. Si cewek hanya mengelapkan ingusnya ke dada sang kekasih, tangannya terlalu sibuk memeluk pacarnya yang 30 menit lagi harus berpisah 2000 km jauhnya. 

Si cowok tidak menyadari bahwa dia sedang dipeperin ingus. Dia cuma ingin memeluk erat tubuh kekasihnya itu. Nafsu sebelum berpisah harus dilepaskan. Dia tidak akan melepaskan kesempatan memeluk tubuh langsing kekasihnya itu. Dia tahu, sebuah guling tidak akan bisa menggantikan hangatnya tubuh kekasihnya tersebut.

"Dek, aku yakin, meskipun kita LDR, aku akan tetap menjaga cintaku ini buat Adek"

Si cewek masih tersengguk, dia tidak bisa berucap. Dia hanya mengangguk pelan. Ingusnya masih menempel sedikit di hidungnya, sebuah anggukan pelan akan membersihkan ingus tersebut dari hidungnya.

voila!!

Akhirnya, ketika seluruh ingus tersebut terpeper sempurna di dada si cowok, si cewek lalu mencium bibir si cowok penuh mesra. 

Adegan lumat melumat antar bibir ini terlalu vulgar untuk diceritakan.

Si cowok kemudian menyerahkan sebuah buku pada si cewek.

Kenang-kenangan perpisahan

Buku puisi ditukar dengan ingus. Mungkin tak sepadan. Tapi kenang-kenangan itu memang untuk dikenang. Entah itu dikenang dalam arti baik atau buruk. Pokoknya dikenang.

30 menit kemudian, pesawat membawa Si Cowok terbang tinggi ke negeri seberang.

lalu, pada 2013, maskapai ini bangkrut

dan setelah 2 jam perjalanan udara, sampailah si Cowok di bandara Australia dalam keadaan flu.

Tamat

that is the ngaco side of me