Senin, Januari 21, 2013

Yang Mengubah Hidup Saya

Tanggal 11 Januari kemarin, ada SMS dari Bukune.
"Mas kita dari redaksi Bukune mau mencetak ulang Muka Marketplace Boy (MMB) dengan package yang baru...."

Reaksi saya ? 

HAHAHAHAHA !! ITU NOVEL TAHUN BERAPA !!???

dan inilah buku yang dimaksud


Setelah ketawa selama kira-kira semenit, saya kemudian bersyukur (yah, setelah semenit baru saya ingat untuk bersyukur, ironis. eh?).

Novel itu saya buat tahun 2007, beberapa kali mengalami cetak ulang dan setelah 5 tahun lebih masih juga dicetak ulang. Keajaiban? Iya kali. Saya juga sempat ga percaya. Makin ga percaya karena beberapa hari terakhir Twitter dan Facebook saya ternyata masih terdapat para pembaca yang memberikan apresiasi. 

Saya senang (senyum saya mungkin lebih lebar dari belahan pantat kalian). Terima kasih untuk kalian yang telah membeli, meminjam, dan membaca serta mengapresiasi novel saya hingga masih saja cetak ulang sampai hari ini.

Dulu, saya sempat tidak percaya apakah novel ini bakal diapresiasi dengan baik oleh pembaca. Waktu acara launching dibarengi dengan talk show pertama saya di Jakarta, penonton yang hadir kira-kira 30-an, tapi semuanya hadir karena ingin melihat Raditya Dika  yang dihadirkan dalam acara talk show tersebut. Bukan kebetulan dia hadir, Raditya Dika adalah editor buku saya dan dia adalah Pimred Bukune waktu itu. Selain itu, dia janji memperbolehkan saya menginap di rumahnya malam itu (waktu itu saya masih kuliah di Semarang, sedangkan rumah saya di Salatiga).  
 
Talkshow pertama saya bisa dibilang hambar. Saya yang minim pengalaman dijejerkan dengan Radit yang saat itu sudah punya nama di penulisan komedi. Tercatat 2 orang penonton bertanya dan hanya 3 orang yang membeli buku saya.

Setelah acara selesai, di perjalanan pulang, Radit cerita :
"Dulu, talkshow gue yang pertama cuma ada 12 orang yang datang. Pelan-pelan, baru mulai banyak yang dateng. Santai."

Dan, memang.

Pelan-pelan, ternyata banyak yang suka dengan buku MMB. Tidak semuanya memberikan tanggapan yang bagus. Yang ga suka banyak kok. Itulah selera. Tidak semua orang suka pisang. Begitu juga buku. Kalian tidak bisa memaksakan kesukaan orang. Bagi saya, setiap kritik adalah pembelajaran, setiap teguran adalah perbaikan menuju sesuatu yang lebih baik.

Begitu juga ketika talkshow, lambat laun mulai banyak yang ngeh dengan novel MMB. Setiap kali talkshow sudah ada beberapa orang yang memegang novel MMB ditangannya. Bahkan, ketika talkshow di Jepara, ketika saya tampil banyak anak-anak pesantren yang ngeh dengan novel MMB (hehehe. ga nyangka. kyai-nya kok ngebolehin ya?).

Nama saya kemudian muncul di beberapa media (bukan ! bukan kasus pemerkosaan kalkun!). Yang paling membanggakan ketika saya akhirnya dapat bertemu muka dengan Ahmad Tohari (Ronggeng Dukuh Paruk) dan Putu Wijaya ketika mengisi acara seminar penulisan di UNDIP. Mereka tokoh yang saya kagumi dan saya dapat berdiri di panggung yang sama dengan mereka. Itu kebanggaan buat saya.

Yah, novel MMB benar-benar telah mengubah hidup saya.


 
Novel/buku lain?

Ya, saya sedang mempersiapkan sebuah Personal Literature (komedi pastinya). Ini juga sebenarnya setelah dipaksa oleh sebuah penerbit untuk menyelesaikan naskah yang sudah lama saya tunda. 

Ditunda kenapa?

Entahlah. Mungkin memang karena saya sedikit malas. Tapi, saya berusaha semoga tahun ini segera terbit. 

----------------end----------------------

2 komentar:

@vegasola mengatakan...

aku suka banget sama novel MMB!! itu satu2nya novel yang ngocol nggak ada batasnya. pokoknya ngocolnya maksimal! walau akhirnya ada bayangan2 menjijikkan bermunculan, hahahha, tapi MMB salah satu buku komedi pengalaman nyata yg bakal terus aku inget =)) ditunggu novelnya lagi!!!

Aca Wahyu Bangkit mengatakan...

hahaha. bayangan menjijikkan ya? siap, semoga segera bisa meluncur di toko buku