That awkward moment when the GPS tells a gay guy to go straight.
Itu saya kutip dari twitter Ted
Punya teman gay ? Saya punya, meskipun kami tidak kenal dekat. Dia seumuran dengan saya. Wajahnya cukup tampan, kadang-kadang dia jadi model majalah. Pekerjaan dia sendiri banyak berhubungan dengan dunia penulisan. Orangnya biasa saja, gayanya tidak melambai seperti di film-film, jarinya juga tidak lentik, kelingkingnya juga tidak nge-trail. Dia ga berbeda dengan saya. Bukan ! Saya tidak gay. Maksud saya, secara penampilan dan fisik dia ga jauh beda dengan orang kebanyakan.
Pada perkenalan pertama kami, dia berkata "Gue gay, Ca. FYI aja."
"Hahahaha.....", saya tertawa karena menganggap dia hanya becanda
"Iya, gue gay."
"Hahaha....ha...ha...Ehem. Oh.....okey....Serius ini ya?"
"Iya...."
"..............okey."
"Hahaha. Gue udah punya pasangan. Mustahil gue naksir lu."
"Ahahahaha........Alhamdulillah..."
Saya tertawa gugup dan secara ga sadar memegang bagian belakang pantat saya sendiri.
Absurd ya?
Dia bilang seperti itu ketika saya menambahkan dia ke daftar teman di Facebook. Saya penasaran karena teman-teman dia kebanyakan cowok. Bukan sekedar cowok. Tapi cowok yang pasang profil picture telanjang dada dengan dada bidang dan otot yang menonjol. Dengan adanya saya, maka di jajaran teman-teman FBnya yang notabene cowok-cowok kekar terselip seorang cowok lemah yang badannya kelewat gendut di perut doang.
Saya terintimidasi.
Saya menghormati orang yang memilih jalan sebagai seorang gay, meskipun menurut saya itu adalah jalan yang salah. Salah banget. Saya tidak pernah menanyakan alasan teman saya memilih jalan sebagai seorang gay. Itu urusan pribadi dia. Urusan kami adalah soal pekerjaan dan kemudian dari pekerjaan itu kami jadi teman. Adik saya bahkan punya teman yang terang-terangan mengaku sebagai seorang lesbian. Toh, adik saya juga tetap berteman dengan dia.
Sejujurnya, meskipun saya menghormati, saya sebenarnya ingin agar teman saya tidak memilih jalan tersebut. Hanya saja, mungkin karena saya merasa tidak enak, akhirnya saya cuma diam sampai sekarang.
Dia bahkan pernah bilang "Gay itu prinsip hidup gue."
Susah ya.
Punya teman gay ? Saya punya, meskipun kami tidak kenal dekat. Dia seumuran dengan saya. Wajahnya cukup tampan, kadang-kadang dia jadi model majalah. Pekerjaan dia sendiri banyak berhubungan dengan dunia penulisan. Orangnya biasa saja, gayanya tidak melambai seperti di film-film, jarinya juga tidak lentik, kelingkingnya juga tidak nge-trail. Dia ga berbeda dengan saya. Bukan ! Saya tidak gay. Maksud saya, secara penampilan dan fisik dia ga jauh beda dengan orang kebanyakan.
Pada perkenalan pertama kami, dia berkata "Gue gay, Ca. FYI aja."
"Hahahaha.....", saya tertawa karena menganggap dia hanya becanda
"Iya, gue gay."
"Hahaha....ha...ha...Ehem. Oh.....okey....Serius ini ya?"
"Iya...."
"..............okey."
"Hahaha. Gue udah punya pasangan. Mustahil gue naksir lu."
"Ahahahaha........Alhamdulillah..."
Saya tertawa gugup dan secara ga sadar memegang bagian belakang pantat saya sendiri.
Absurd ya?
ilustrasi
gambar diambil dari sini
Dia bilang seperti itu ketika saya menambahkan dia ke daftar teman di Facebook. Saya penasaran karena teman-teman dia kebanyakan cowok. Bukan sekedar cowok. Tapi cowok yang pasang profil picture telanjang dada dengan dada bidang dan otot yang menonjol. Dengan adanya saya, maka di jajaran teman-teman FBnya yang notabene cowok-cowok kekar terselip seorang cowok lemah yang badannya kelewat gendut di perut doang.
Saya terintimidasi.
Saya menghormati orang yang memilih jalan sebagai seorang gay, meskipun menurut saya itu adalah jalan yang salah. Salah banget. Saya tidak pernah menanyakan alasan teman saya memilih jalan sebagai seorang gay. Itu urusan pribadi dia. Urusan kami adalah soal pekerjaan dan kemudian dari pekerjaan itu kami jadi teman. Adik saya bahkan punya teman yang terang-terangan mengaku sebagai seorang lesbian. Toh, adik saya juga tetap berteman dengan dia.
Sejujurnya, meskipun saya menghormati, saya sebenarnya ingin agar teman saya tidak memilih jalan tersebut. Hanya saja, mungkin karena saya merasa tidak enak, akhirnya saya cuma diam sampai sekarang.
Dia bahkan pernah bilang "Gay itu prinsip hidup gue."
Susah ya.
4 out of 5 men prefer women with big boobs. The 5th guy prefers the other 4 guys.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar