Selasa, Oktober 28, 2008

Hidung Sensitip

Indra penciuman gue bisa dibilang memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.
Gue bisa mencium kentut dari jarak 80 mil!
Oke, boong deng!!

Tidak.
Memang, ada yang spesial dari indra penciuman gue. Bentuk hidung gue yang sedikit mancung dan memiliki 9 lubang hidung membuat gue berbeda dari manusia kebanyakan. Baru-baru ini, demi menormalkan, gue mnutup 7 lubang hidung lainnya.
Sekarang, gue punya 2 lubang hidung.
Kalau diraba dengan jari telunjuk (baca: ngupil), memang sedikit berbeda tekstur lubang kanan dan kiri. Bulu hidung sedikit lebih lebat sebelah kiri ketimbang kanan. entahlah. Mungkin ini karena kecenderungan gue yang secara tidak sadar mengubah persepsi mengupil menjadi mencabuti buku hidung.
Secara ilmiah, rambut-rambut hidung yang dicabuti dengan membabi buta akan menyebabkan terjadinya global warming pada hidung.
Kalau di bumi, global warming menyebabkan pencairan es dalam volume yang lebih besar.
Sementara, efeknya di hidung gue menyebabkan ingus yang menetes secara tidak wajar dan dalam volume luar biasa banyak.

Kesensitifan hidung gue terbukti, ketika minggu lalu gue maen ke Jogja sama temen2 gue.
Jam 7 pagi, gue terbangun. Sinar matahari masuk dari celah ventilasi. Siluet pakaian dalam yang dijemur terlihat indah ketika gue membuka jendela.
Beha.
Fantastis!!
Mata temen-temen gue terbuka ketika percikan sinar matahari menimpa mata mereka.
Membuat mereka terpaksa mengakhiri mimpi indah.
"Anjing!" umpat mereka keras...
"Makasih", balas gue...
Oke, percakapan yang sangat tidak nyambung....

Tiba-tiba
Mulut gue mencium bau yang sangat menusuk.
Nasi goreng...
Bukan.
Ayam bakar...
Bukan.
Kentut.
Otak mengirimkan sinyal tanda persetujuan dengan membiarkan 2 jari gue menutupi lubang hidung.
"Anjrit!" umpat gue, "Sapa yang kentut!?"
2 temen gue, Mahfud dan Jujuk salaing berpandangan. Mereka saling menatap pantat. Mencoba mencurigai pantat-pantat keparat. Bom kimia yang diledakkan. Lalu, mereka menatap gue dengan pandangan mencela...
"Gue ga ngentut", kata Mahfud
"Aku juga", kata Jujuk
"Bukan gue juga!!", seru gue...
"Gue ga bau kentut tuh.", Mahfud berkata
"Aku juga", Jujuk mengamini
"Tapi gue bau kentut!!"kata gue

Bingung.
Ini diluar logika
Akal sehat dipermainkan...

Lalu muncul hipotesis dari Mahfud
"Aca, gue tahu kenapa cuma lu yang bisa nium bau kentut itu."
"Kenapa?" tanya gue heran...
"Aca, kamu bodoh." kata Mahfud lagi
"Kenapa?" gu bertanya lagi
"Makanya, kalau punya hidung jangan deketin mulut. Mulut belom sikat gigi pula. Itu asal muasal fatamorgana kentut."
........
.......
....
..

Ini emang guyonan ga mutu....
Tapi beneran kok


5 komentar:

Unknown mengatakan...

Bang aca,canggih juga tu idunk...
kalo diadu ama anjing pelacak kra' menang manah ya...

Anonim mengatakan...

wedeeee...
padahal pas kemarin2,lobang idungnya 9, sumpah bang aca cakeppppppppp bener!!!
palagi pas ingusen...tinggal ditampung di toples, jadi bisa buat lem organik....
asoy banget tuh kalu dijual2in
" ingus organik aca, memberantas kejahatan"
hwaahahahahahahahaaaaaaaa.........

Raka - "Sunny" mengatakan...

lah bukannya muka km emang isinya lobang hidung semua ca...??!! wkkkkk... just kidding!!!
piye laptopmu cah bagus??

Q Y W ! ~ mengatakan...

autis.
hha.
jdi sbenerny sypa yg kentut sii?

btw, lo koq jrng update si?

diana bochiel mengatakan...

ahahahaha...jauh2 ke jogja cuma cium kentut doang.malang sekali nasib mu kawan....

caaa....gw dtagih naskah buku ni ma Roy kolor... huuu gmn dunk...